Senin, 02 Maret 2015

DIPLOMASI TINGKAT TINGGI DI MASA PEMERINTAHAN SBY



Nama               : Amir
Stambuk          : 1210521017
Tugas               : Diplomasi Tingkat Tinggi
POLITIK LUAR NEGERI RI PADA MASA PEMERINTAHAN SBY
Million friends zero enemy (sejuta kawan, nol musuh) merupakan sebuah semboyan yang hadir mengiringi kebijakan luar negeri Indonesia era  pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebuah semboyan yang dimaksudkan untuk menampilkan Indonesia sebagai negara yang mampu menjalin  persahabatan ke segala penjuru (all direction foreign Policy) dalam dunia yang sedang bergejolak sebagaimana dilukiskan presiden SBY lewat kiasan navigating a turbulent ocean (mengarungi samudra bergejolak). Terlebih lagi dalam dunia yang mengalami keseimbangan dinamis (dynamic equillibrium), memungkinkan adanya kerjasama yang saling menguntungkan. Dengan kata lain, semboyan million friends zero enemy yang dilandasi atas prinsip tanpa musuh penting untuk menjadi penekanan netralitas sikap Indonesia ditengah pusaran gejolak  pertentangan tersebut.[1]
Arah kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY-JK dan SBY –budiono tidak lagi mengacu pada GBHN, hal ini mendorong agar SBY harus lebih proaktif dalam menentukan jalannya perpolitikan di kancah internasional.[2]Sehingga Menurut Santo dalam pendekatan politik luar negerinya Presiden SBY melakukan beberapa pendekatan antara lainopportunity driven, win-win solution, konstruktif, rasional dan pragmatis, soft power serta pendekatan personal. “Artinya pendekatan yang dilakukan ini, Indonesia tetap pada ideologinya sebagai negara yang masuk pada gerakan non blok (GNB) namun tetap memberikan keuntungan bagi seluruh negara-negara yang melakukan hubungan kerjasama dengan Indonesia” urainya.[3]

·      Diplomasi Era Pemerintahan SBY (2004-2014)
Saat ini dunia menghadapi lingkungan strategis baru yang unik. Tidak ada satupun negara yang dianggap sebagai musuh oleh Indonesia, begitu pula sebaliknya. Prinsip diplomasi Indonesia adalah diplomasi 'Sejuta Kawan Tanpa Musuh'. Melalui diplomasi, kita memahami maksud yang dilakukan suatu negara, kelompok kepentingan, dan individu dalam bersikap dan beropini dengan seseorang maupun negara lain sehingga dapat mempengaruhi keputusan kebijakan luar negeri negara lain. Adapun diplomasi yang berhasil digunakan oleh SBY selama pemerintahannya sebagai berikut;
1.      Meningkatkan peranan Indonesia di dunia Internasional dalam rangka membina dan meningkatkan persahabatan dan kerjasama yang saling bermanfaat antara bangsa-bangsa. Dalam hal ini upaya yang sudah ditempuh antara lain aktif dalam keanggotaan ASEAN.
2.      Memperkokoh  persatuan dan kerjasama ekonomi melalui kerjasama- kerjasama dagang maupun pertukaran barang. Secara ekonomi, hubungan Indonesia dengan Australia, Timor Leste, Papua Newgini, Selandia Baru, Haiti dan Philipina sangat berarti bagi perluasan pasar produk Indonesia dan juga secara politik akan menguntungkan, sebab peran negara-negara tersebut terhadap eskalasi separatisme sangat besar, terutama Australia dan Papua Newgini di Papua, Timor Leste di NTT, Philipina di Myangas  (La Palmas)dan lain- lain.
3.      Meningkatkan kerjasama antar negara untuk menggalang perdamaian dan ketertiban dunia demi kesejahteraan umat manusia berdasarkan kemerdekaan dan keadilan sosial.
Ø Penyelesaian masalah perbatasan. Misalnya perbatasan dengan Malaysia, dan Timor Leste.Sedangkan dengan Papua Nugini masih dalam tahap perundingan.
Ø Dukungan Indonesia kepada Palestina dalam konflik mereka dengan Israel, dipastikan membawa nuansa positif dan penting bagi kinerja politik luar negeri Indonesia yang mulai pro aktif dan high profile dalam usaha turut menciptakan perdamaian dunia.
Ø Kerjasama ASEAN juga terus ditingkatkan. Dalam kerjasama ekonomi internasional, Indonesia terus mengikuti berbagai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) seperti KTT APEC XII, KTT ASEAN, KTT Tsunami dan KTT Asia Afrika.
Ø Yang tak kalah penting adalah kunjungan-kunjungan presiden dan wakil presiden ke luar negeri telah menghasilkan berbagai kesepakatan kerjasama di bidang ekonomi, khususnya investasi dan perdagangan.
4.      Peningkatan kepedulian, keberpihakan, dan perlindungan bagi warga negara Indonesia di luar negeri. Satu-dua tahun terakhir, pelaksanaan kebijakan luar negeri memasuki tataran orientasi yang lebih membumi dengan meningkatnya sentuhan kepentingan publik. Seperti yang kita semua ketahui, jumlah warga negara Indonesia yang berada di luar negeri jumlahnya tidak sedikit, ini perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, terutama terhadap perlindungan hak- hak warga negara di luar negeri.
·      Perbandingan Diplomasi Era Joko Widodo (2014-2019)
Kehadiran Presiden Joko Jokowi' Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC, ASEAN, dan G20 merupakan ujian pertama, langsung, dan nyata bagi reorientasi politik luar negeri Indonesia (Polugri) pada 2014-2019. Orientasi polugri pemerintahan Jokowi tidak lagi menganut thousand friends zero enemies seperti pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Reorientasi polugri di era pemerintahan Jokowi mengarahkan Indonesia menjadi poros maritim dunia.[4]
Setelah selesainya KTT tersebut, Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari Wakil Presiden Republik Angola‎, H.E. Mr. Manuel Domingos Vicente‎ di Istana Kepresidenan, Jakarta. Dalam kunjungannya, Wakil Presiden Angola dan Jokowi melakukan tanda tangan perjanjian pembelian minyak dari perusahaan nasional Angola, ‎Sonangol EP yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero).[5] Sehingga Belum Genap sebulan, Pemerintahan Joko Widodo, membuat malu mafia migas dan Presiden pendahulunya. Hal ini terkait dengan kontrak kerja sama migas dengan Angola. Sebelumnya migas menjadi “momok” dan sumber kebangkrutan negara lantaran korupsi besar-besaran yang dilakukan pejabat negara, pertamina dan pengusaha baik swasta asing maupun dalam negeri.[6]
Selain itu, beberapa kasus yang ditangani dalam pemerintahan Jokowi dapat merenggangkan hubungan diplomasi antar Negara seperti penenggelaman kapal illegal fishing dari Vietnam, dan Hukuman Mati warga belanda dan beberpa Negara lain. Dari hal ini, Dubes Belanda ditarik ke negaranya untuk konsultasi dengan pemerintahnya mengenai hal ini. Sehingga, apapun hasil dari keputusan itu citra Indonesia mulai tercoreng dimata internasional mengenai HAM. Walaupun banyak pihak yang pro dan kontra akan hal itu, akan tetapi nasi sudah menjadi bubur.
Adapun pandangan saya mengenai pemerintahan Jokowi itu adalah pemerintahan yang tidak konsisten. Alasanya, walaupun berhasil menarik perhatian dunia internasional dibeberapa KKT akan tetapi sikapnya kurang konsisten. Hal itu dibuktikan dengan kenaikan harga BBM yang terjadi tahun 2014 sehingga menimbulkan konflik di beberapa wilayah di Indonesia, terutama Makassar, Bandung, dan beberapa daerah lainnya. Setelah jedah beberapa bulan BBM kembali diturunkan, menurut saya ini pemerintahan yang blusukan. Selain itu keputusannya yang mengangkat kapolri baru sangat disayangkan karena Kapolri yang di tunjuk tersandung kasus korupsi yang diperiksa oleh KPK. Untuk itu, per diperhatikan sedetail mungkin jika mau menujuk sesorang diposisis penting bagi Negara.
Beberapa waktu terakhir ini, keputusan presiden yang memberikan  mengeksekusi mati beberapa orang asing seperti Belanda dan Australia. Sehingga pemerintah dari Negara tersebut akan merenggangkan hubungan lagi, walaupun setelah beberapa waktu hubungan mereka akan baik lagi. Tapi menurut saya alangkah baiknya pemerintah harus meninjau ulang keputusan ini. Hal ini akan menjadi daya tawar Indonesia jika pemerintah memberikan keringan pada tersangka tersebut. Dan hal ini akan menjadi daya tukar bagi narapidana Indonesia diluarnegeri. Dikanca internasional tidak ada lawan dan tidak ada kawan, yang ada hanya kepentingan nasional. Jadi, keputusan pemerintah harus bersumber dari pernyataan ini. Tidak ada lawan untuk kepentingan Indonesia dengan daya barter bagi tersangka hukuman mati warga Indonesia diluar negeri dan Tidak ada kawan untuk kepentingan Negara lain jika merugikan Indonesia.






Referensi;
Dalam seminar Politik Luar Negeri Indonesia Era SBY yang disampaikan Dr. Santo Darmosumarto Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Mini Teater Kampus Terpadu UMY, Selasa 8 Mei 2012.
Dino patti Djalal. 2008. Harus Bisa: Seni memimpin ala SBY. Published 2008 by Red & White Publishing.
http://www.siagaindonesia.com/2014/11/presiden-lama-mafia-migas-nangis-10-hari-pemerintahan-joko-widodo-save-rp-15-triliun-dari-sektor-migas.


 asus_one_million_friend_zero_enemy. Diakses tanggal 20 Januari 2015, Pukul 07.11 Wita
[2] Dino patti Djalal. 2008. Harus Bisa: Seni memimpin ala SBY. Published 2008 by Red & White Publishing. Diakses tanggal 20 Januari 2015, Pukul 07.24 Wita
[3] Dalam seminar Politik Luar Negeri Indonesia Era SBY yang disampaikan Dr. Santo Darmosumarto Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Mini Teater Kampus Terpadu UMY, Selasa 8 Mei 2012.

1 komentar:

  1. BOLAVITA Merupakan Situs Game Bola Online, Live Casino Dan TOGEL ONLINE TERPERCAYA Dan TERLAMA Di INDONESIA.

    Permainan Yang Kami Sediakan:

    * SPORTSBOOK
    * LIVE CASINO
    * TOGEL
    * SLOT GAME
    * LIVE NUMBER
    * SICBO
    * DRAGON TIGER
    * BACCARAT
    * ROULETTE
    * POKER
    * SABUNG AYAM
    * BOLA TANGKAS
    * DLL

    Tentu Kami Menyediakan Promo Yang Menarik Untuk Anda Yang Bergabung Di Tempat Kita.

    * BONUS REFERRAL SEUMUR HIDUP
    * BONUS DEPOSIT SETIAP HARI
    * BONUS SPORTSBOOK 10%
    * CASHBACK SPORTSBOOK HINGGA 7%
    * CASHBACK GAMES 10%
    * BONUS TURN OVER ROLLINGAN CASINO 0,7%

    Untuk Info Yang Lebih Jelas Nya Silahkan Langsung Hubungi CS Kita Yang Online 24 Jam.

    Boss Juga Bisa Kirim Via :
    Wechat : Bolavita
    WA : +6281377055002
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    BalasHapus