PROFIL NEGARA PALESTINA
|
PROFIL
BADAN INTELIJEN
|
AMIR
|
1210521017
|
program studi ilmu hubungan internasional
FAKULTAS
EKONOMI & ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
FAJAR
2014/2015
PENDAHULUAN
Palestina adalah sebuah nama yang diberikan bangsa Romawi pada abad ke 2 ke wilayah yang kini dikenal dengan nama Timur Tengah dan terletak di pesisir timur Laut Mediterania barat dari
Yordania. Nama ini berasal dari bahasa Yunani Palaestina, atau "Tanah
orang Filistin," orang-orang pelaut yang
menetap daerah pesisir kecil sebelah timur laut dari Mesir, dekat kini Gaza,
sekitar abad kedua belas SM Juga dikenal sebagai Tanah Suci, Palestina dianggap
suci oleh orang-orang Kristen, Yahudi, dan Muslim, beberapa peristiwa yang
paling penting dalam setiap agama memiliki terjadi di sana, terutama di kota
Yerusalem.[1]
Saat
ini daerah Palestina terbagi menjadi dua entitas politik yakni Daerah negara
Israel dan Daerah Otoritas Nasional Palestina,
yaitu sebagian besar Tepi Barat dan seluruh Jalur Gaza. Seiring perkembangan
zaman, komplik antara Orang-orang Islam yg ada di Palestina dan Israel beberapa
kali terjadi termasuk pada tahun 2012 ini dengan sebab politk dalam hal
perbedaan pendapat tentang status wilayah politik masing-masing negara.[2]
Konflik Palestina-Israel adalah konflik yang paling lama berlangsung di wilayah
Timur Tengah (dengan mengenyampingkan Perang Salib), yang menyebabkannya
menjadi perhatian utama masyarakat internasional. Sebagai contoh, konflik
antara keduanya menjadi agenda pertama dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), ketika PBB baru terbentuk dan sampai saat ini belum
terselesaikan meski ratusan resolusi telah dikeluarkan. Kedua entitas politik
ini telah “bertarung” di kawasan Timur Tengah semenjak berdirinya negara Israel
pada tahun 1948.
Dalam
beberapa waktu belakangan, telah terjadi serangkaian peristiwa penting yang
menandai proses perdamaian antara kedua entitas ini. Tetapi, konflik antara
Palestina – Israel tidak bisa hanya dilihat dari kejadian 5 atau 10 tahun
belakangan. Perseteruan antara kedua entitas ini telah berlangsung selama enam
dekade (jika dihitung dari terbentuknya negara Israel), dan dimulainya konflik
antara Palestina – Israel telah melalui latar belakang sejarah yang cukup
panjang. Untuk menjaga kedaulatan Negara, maka harus melakukan segala upayah
untuk mempertahankan keamanannya karena keamanan nasional Negara merupakan
harga mati buat tetap exis sebagai Negara.[3]
Keamanan
Nasional adalah lazim dimiliki bagi setiap negara. Dalam mempertahankan
persatuan dan kesadan Ketahanan negara, yang mana konsep keamanan adalah
berorientasi pada pertahanan dan ketahanan secara militer.[4]
Namun dalam kenyataanya, isu-isu keamanan dalam negara tidaklah selalu bersifat
militer semata. Persolan keamanan nasional maupun internasional juga kerap
berkaitan dengan aspek-aspek non militer seperti kesenjangan ekonomi, masalah
kesehatan, penyelundupan narkotika, dan Spionase.
Tentunya, setiap negara harus dapat mendirikan suatu ketahanan yang dapat
menciptakan situasi yang aman dan terbebas dari ancaman dan gangguan apapun.
Spionase
adalah penyelidikan secara rahasia terhadap data kemiliteran dan data ekonomi
negara lain; segala sesuatu yang berhubungan dengan seluk-beluk spion;
pemata-mataan.[5]
Namun demikian, istilah spionase pada praktiknya digunakan untuk menyebut
kegiatan intelijen secara luas. Agar berjalan sukses, spionase membutuhkan
individu yang memiliki kemampuan khusus. Agen spionase harus berani, mampu
berpikir cepat, dan cerdas, mengingat tugas yang harus mereka selesaikan
tergolong sulit dan berbahaya. Spionase
melibatkan akses fisik ke sebuah lokasi di mana informasi rahasia disimpan.
Terdapat sejumlah cara untuk mencapai tujuan ini, misalnya, mendapatkan
pekerjaan sebagai anggota sah dari suatu organisasi tertentu yang ingin dicuri
informasinya.[6]
Keberadaan badan intelijen bagi suatu negara merupakan sebuah keharusan, karena
intelijen laksana mata dan kuping pemerintah mengawasi anasir-anasir asing atau
kegiatan yang berpotensi mengancam Negara.
PASUKAN
KEAMANAN NASIONAL PALESTINA
Otoritas Nasional Palestina atau Palestina
merupakan sebuah negara yang berbentuk Republik
Parlementer yang diumumkan
berdirinya pada tanggal 15 November
1988 di Aljiria, ibu kota Aljazair.
Pada tahun 1993, dalam Persetujuan Oslo, Israel mengakui tim negosiasi Organisasi
Pembebasan Palestina atau Palestine
Liberation Organization (PLO) atau
(Munazzamat al-Tahrir al-Filastiniyyah) sebagai "mewakili rakyat
Palestina", dengan imbalan PLO mengakui hak Israel untuk eksis dalam
damai, dan penolakannya terhadap "kekerasan dan terorisme". Sementara
Israel menduduki wilayah Palestina, sebagai hasil dari Persetujuan Oslo, PLO
mendirikan sebuah badan administratif sementara: Otoritas Nasional Palestina
(PNA atau PA), yang memiliki beberapa fungsi pemerintahan di bagian Tepi Barat
dan Jalur Gaza. Pengambilalihan Jalur Gaza oleh Hamas membagi wilayah Palestina
secara politik, dengan Fatah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas menguasai Tepi
Barat dan diakui secara internasional sebagai Otoritas Palestina resmi,
sementara Hamas telah mengamankan kekuasaannya atas Jalur Gaza. Pada bulan
April 2011, kedua pihak telah menandatangani perjanjian rekonsiliasi, tetapi
pelaksanaannya masih terbengkalai.
Hingga 18 Januari 2012, 129 (66,8%) dari
193 negara anggota PBB telah mengakui Negara Palestina. Banyak negara yang
tidak mengakui Negara Palestina tetap mengakui PLO sebagai "wakil rakyat
Palestina". Selain itu, komite
eksekutif PLO diberdayakan oleh PNC untuk melakukan fungsi pemerintah Negara
Palestina.[7] Sedikitnya
112 negara di seluruh dunia secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah
negara, mulai dari kawasan Afrika hingga Asia, Eropa dan Amerika Latin. Di
Amerika Latin, Uruguay dan Peru bergabung dengan negara-negara lain yang
mengakui Palestina tahun ini, dimana 12 dari 13 negara di kawasan itu secara
resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Hanya Kolombia, sekutu utama AS
di kawasan itu, yang tidak memberikan pengakuan. Di Amerika Tengah, negara
Palestina diakui oleh Kuba, Costa Rica, Nikaragua, Honduras dan El Salvador.
Negara-negara Arab juga memberikan pengakuan kepada Palestina, termasuk Suriah
pada Juli tahun ini. Di Eropa, Islandia menjadi negara terakhir yang mengakui
Palestina, setelah Republik Ceko, Hongaria, Malta dan Polandia. Dan sekitar 150
negara mempertahankan hubungan diplomatik dengan Palestina.[8]
Dengan banyaknya dukungan dari 112
negara dan ditambah 5 negara barat yang mulai mendukung kedudukan Palestina
untuk merdeka yaitu Swedia, Polandia, Rusia, Prancis, dan Inggris. Akan tetapi,
konflik dinegara tersebut masih terjadi Dengan kekerasan yang sedang
berlangsung terus menghancurkan kesepakatan damai dengan susah payah. Namun,
Palestina dan pstabilitas erdamaian di Timur Tengah masih tampak sulit dipahami
pada awal abad kedua puluh satu ini. Untuk itu, didirikanlah Pasukan Keamanan
Nasional Palestina (NFS) dengan tujuan menjaga keamanan Palestina.
Pasukan Keamanan Nasional Palestina
(NFS) didirikan 1993 adalah pasukan paramiliter dari Otoritas Nasional
Palestina (PNA). Pasukan Keamanan Nasional Palestina terlibat dalam berbagai
kegiatan yang meliputi antara lain, menjaga keamanan dan perlindungan dari
Presiden Palestina dan Kepemimpinan Palestina. Mereka juga berfungsi secara
umum sebagai lembaga penegak hukum. Direktur Jenderal Pasukan Keamanan Nasional
Palestina adalah Mayor Jenderal Nasser Yousef.
Presiden
Guard (PG) merupakan
kekuatan yang terpisah, awalnya bukan bagian dari NSF. Sejak penandatanganan
Persetujuan Oslo, pasukan ini beroperasi di daerah-daerah yang dikuasai oleh
PNA.[9] Presiden Guard terdiri seluruhnya dari
anggota yang setia pada Fatah. Hal ini bertanggung jawab untuk keamanan pribadi
Presiden Otoritas Nasional Palestina dan tamu VIP nya. Awalnya terdiri dari
sekitar 90 petugas di bawah Presiden Yasser Arafat, Pengawal Presiden telah
meningkat menjadi 1.000 di bawah penggantinya Mahmoud Abbas pada tahun 2006.[10]
Sehingga keamanan Palestina bisa terjaga dengan kekuatan yang dimilikinya.
Total kekuatan pasukan Otoritas
Palestina pada Mei 2007 diperkirakan mencapai 176.500, dipecah sebagai berikut:[11]
·
Angkatan Keamanan
Publik - 35.000
·
Kepolisian Sipil
- 21.000
·
Pasukan Keamanan
Preventif - 24.000
·
Militer, Polisi
Angkatan Laut, 17 - 30.000
·
Keamanan Presiden
- 57.000
·
Angkatan Operasi
- 45.000
·
Polisi Pesisir,
Pertahanan Sipil, Angkatan Udara, Bea dan Cukai Kepolisian dan Dinas Keamanan
Universitas - 18.500
·
Intelijen Umum -
19.000
BADAN INTELIJEN
PALESTINA
Intelijen ada seumur dengan keberadaan manusia. Idiom
ini menjadi satu pembenaran untuk menegaskan keberadaannya. Intelijen tidak
hanya dibutuhkan oleh negara-negara yang secara definitif sudah merdeka, tetapi
juga badan-badan perjuangan kemerdekaan. Bahkan negara-negara yang sudah maju dalam bidang
pertahanan dan keamanan masih tetap mengembangkan dinas intelijennya.[12] Begitu juga dengan Negara
Palestina mengembangkan Badan Intelijen negaranya agar keamanan bisa tercipta
ditengah percaturan politik dunia. Badan Intelijen Palestina disebut Mukhabbarat al-Amma adalah badan intelijen utama dari Otoritas
Palestina. Tujuan utamanya adalah pengumpulan intelijen dalam dan luar negeri,
dan kontra-spionase.[13]
General Intelligence (Mukhabbarat al-Amma) Palestina Resmi
didirikan dengan 1994 pada kesepakatan Kairo adalah lengan intelijen
utama dari Otoritas Palestina (PA), yang terdiri dari
sekitar 3.000 petugas.
General Intelligence terlibat dalam pengumpulan intelijen dalam dan luar negeri, operasi spionase,
dan pencegahan subversi dalam negeri. General Intelligence, dipimpin oleh Amin al-Hindi, dan mengundurkan diri pada
bulan Juli 2004 karena tuntutan luas untuk reformasi PA, dan serangkaian penculikan
yang merusak otoritas
dan berbicara dengan meningkatnya
kekacauan di wilayah Palestina. Bertindak
sebagai pengganti Al-Hindi itu, Tareq
Abu Rajab, yang lolos dari upaya
pembunuhan oleh seseorang bersenjata di
Jalur Gaza pada akhir Agustus
2004.[14]
REFERENSI;
Buku;
Sayigh, Yezid (1999). Armed Struggle and the Search for State: The
Palestinian National Movement, 1949–1993 (ed. illustrated). Oxford
University Press.
Internet;
Abbas outlaws Hamas's paramilitary
Executive Force. Richard Boudreaux, The Boston Globe, Diakses Tanggal 1 April
2015 Pukul 15.56 Wita
Perspektif Baru Keamanan Nasional,
terdapat pada www.polarhome.com/pipermail/marinir/2005-september/000902.html
Diakses Tanggal 31 Maret 2015 Pukul 15.30 Wita
U.S. training Fatah in anti-terror
tactics. Matthew Kalman, San Francisco Chronicle, Diakses Tanggal 1 April 2015
Pukul 15.59 Wita
http://duniabaca.com/intelijen-negara-dalam-perspektif-ketatanegaraan-indonesia-dan-ketatanegaraan-islam.html
Diakses Tanggal 9 April 2015 Pukul 09.54 Wita
http://kamus.cektkp.com/spionase/
Diakses Tanggal 31 Maret 2015 Pukul 15.35 Wita
http://www.amazine.co/25151/apa-itu-spionase-fakta-sejarah-informasi-lainnya/
Diakses Tanggal 31 Maret 2015 Pukul 15.48 Wita
http://www.artikel.majlisasmanabawi.net/kamus-spiritual/mengenal-negara-palestina/
Diakses Tanggal 31 Maret 2015 Pukul 15.02 Wita
http://www.cvni.net/radio/nsnl/nsnl089/nsnl89ps.html
Diakses Tanggal 9 April 2015 Pukul 10.03 Wita
http://www.everyculture.com/No-Sa/Palestine-West-Bank-and-Gaza-Strip.html
Diakses Tanggal 31 Maret 2015 Pukul 14.35 Wita
https://www.facebook.com/permalink.php?id=356620257767007&story_fbid=357287104366989
Diakses Tanggal 1 April 2015 Pukul 13.35 Wita
http://www.globalsecurity.org/intell/world/palestine/gi.htm
Diakses Tanggal 9 April 2015 Pukul 11.09 Wita
https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Terrorism/palfactions.html
Diakses Tanggal 1 April 2015 Pukul 16.08 Wita
www.voaindonesia.com/
Diakses Tanggal 31 Maret 2015 Pukul 14.47 Wita
[1] http://www.everyculture.com/No-Sa/Palestine-West-Bank-and-Gaza-Strip.html Diakses Tanggal 31 Maret 2015
Pukul 14.35 Wita
[2] http://www.artikel.majlisasmanabawi.net/kamus-spiritual/mengenal-negara-palestina/ Diakses Tanggal 31 Maret 2015
Pukul 15.02 Wita
[4]Perspektif Baru Keamanan
Nasional, terdapat pada www.polarhome.com/pipermail/marinir/2005-september/000902.html Diakses Tanggal 31 Maret 2015
Pukul 15.30 Wita
[6] http://www.amazine.co/25151/apa-itu-spionase-fakta-sejarah-informasi-lainnya/ Diakses Tanggal 31 Maret 2015
Pukul 15.48 Wita
[7] Sayigh, Yezid (1999). Armed
Struggle and the Search for State: The Palestinian National Movement, 1949–1993
(ed. illustrated). Oxford University Press. hlm. 624
[8] https://www.facebook.com/permalink.php?id=356620257767007&story_fbid=357287104366989 Diakses Tanggal 1 April 2015
Pukul 13.35 Wita
[9] Abbas outlaws Hamas's
paramilitary Executive Force. Richard Boudreaux, The Boston Globe, Diakses
Tanggal 1 April 2015 Pukul 15.56 Wita
[10] U.S. training Fatah in
anti-terror tactics. Matthew Kalman, San Francisco Chronicle, Diakses Tanggal 1
April 2015 Pukul 15.59 Wita
[11] https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Terrorism/palfactions.html Diakses Tanggal 1 April 2015
Pukul 16.08 Wita
[12] http://duniabaca.com/intelijen-negara-dalam-perspektif-ketatanegaraan-indonesia-dan-ketatanegaraan-islam.html Diakses Tanggal 9 April 2015
Pukul 09.54 Wita
[13] http://www.cvni.net/radio/nsnl/nsnl089/nsnl89ps.html Diakses Tanggal 9 April 2015
Pukul 10.03 Wita
[14] http://www.globalsecurity.org/intell/world/palestine/gi.htm Diakses Tanggal 9 April 2015
Pukul 11.09 Wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar