Selasa, 14 Januari 2014

the end of history

TUGAS
                             DIPLOMAT & DIPLOMASI
DALAM TRADISI RADIKAL, RASIONAL DAN REALIS






                 
                            
AMIR
                    1210521017

      PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
           FAKULTAS EKONOMI & ILMU ILMU SOSIAL
                                UNIVERSITAS FAJAR
                                          MAKASSAR
                                            2013/2014

                        DIPLOMAT & DIPLOMASI
DALAM TRADISI RADIKAL, RASIONAL DAN REALIS
Secara Tradisi Radikal Harold Nicolson mengatakan, momen pertama dalam hubungan internasional terjadi pada titik kontak antara kelompok yang berbeda. Yang kedua terjadi ketika mereka melembagakan misi rahasia utk mencari kelemahan orang berada diluar kelompoknya dgn memberikan hak imunitas bagi pembawa berita dan pembawa pesan. Sedangkan Secara Tradisi Rasional Wight mengidentifikasi pendekatan pemikiran internasional yang menganggap individu manusia adalah subyek yang tepat, serta secara Tradisi Realis Diplomat, seperti yang mereka wakili, bertindak sesuai dengan logika yang melekat dalam sistem anarkis dari kekuasaan, yg  dibagi antara kepentingan sendiri sendiri, pertolongan diri sendiri, dan memaksimalkan kekuatan.[1] Adapaun contoh dari ketiga pendekatan diatas adalah sebagai berikut;
1.      DIPLOMAT & DIPLOMASI DALAM TRADISI RADIKAL.

Permasalahan Jakarta semakin pelik. Dari kemacetan, banjir, hingga kemiskinan. Atas dasar itu, muncul anggapan Jakarta tak lagi sanggup menanggung beban sebagai ibukota, sehingga ibukota harus dipindahkan. Namun, wacana pemindahan ibukota itu hendaknya tidak dijadikan tameng untuk lari dari permasalahan Jakarta. Sebaliknya, dipindahkan atau tidak, Jakarta harus berbenah diri menjadi lebih baik. "Semakin lama kita membiarkan ketimpangan pembangunan sehingga terjadi ketidakberadaban dan ketidakadilan, makanya Jakarta semakin semrawut. Harus ada pendekatan radikal untuk membangun Jakarta," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR asal Fraksi PAN, Teguh Juwarno usai diskusi di FX Plaza, Sudirman, Jakarta, Selasa (10/8). Mantan presenter RCTI ini juga mengharapkan Pemprov menjadi inisiator dalam perubahan ini. "Pemprov DKI harus menjadi inisiator. Penyelesaian masalah juga harus dilakukan secara beradab, karena kita ini bangsa beradab," lanjutnya.[2]


2.      DIPLOMAT & DIPLOMASI DALAM RASIONAL.

Komunitas ASEAN (Association of South East Asian Nations) akan resmi dimulai pada 31 Desember 2015. Penetapan hal ini dilakukan para pemimpin 10 negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-21 di Kamboja. Desain Komunitas ASEAN melingkupi 3 pilar yakni komunitas politik-keamanan, komunitas ekonomi dan komunitas sosial budaya. masing-masing negara ASEAN memiliki perbedaan satu sama lain seperti sistem politik, kondisi sosial masyarakat, tingkat pembangunan dan ekonomi, bahkan kualitas sumber daya manusia. Selain masalah internal, kawasan ASEAN juga memiliki banyak tantangan seperti konflik perbatasan baik daratan maupun perairan, kebangkitan Cina dan India serta ketegangan hubungan antar negara maju di kawasan Asia Timur.
Dalam pidatonya pada KTT ASEAN di Brunei Darussalam, Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono menyampaikan aspirational goals dengan target capaian pada 2030. Diantaranya adalah melipatgandakan GDP ASEAN dua kali lipat dari Rp. 2.2 T menjadi Rp. 4.4 T. Selain itu juga memangkas kemiskinan ASEAN dua kali lipat dari 18% menjadi 9%. Pada 2020, tingkat kemakmuran masyarakat ASEAN diharapkan bisa meningkat. Hal ini, menurut Wesaka Puja tidak dapat dilakukan sendiri sehingga harus bekerjasama dengan 9 negara lainnya atau bisa lebih nanti.[3]


3.      DIPLOMAT & DIPLOMASI DALAM REALIS.

Gedung Putih menyambut embargo Uni Eropa atas minyak Iran dan menyebutnya sebagai komponen penting respons internasional terhadap ambisi nuklir Teheran. Langkah tersebut merupakan bagian dari desakan bersama negara-negara Barat agar Iran mau berkompromi. Larangan impor minyak itu tidak saja melarang negara-negara Uni Eropa membeli minyak mentah atau produk petroleum dari Iran, melainkan juga menghentikan pengadaan dana atau pengasuransian kiriman demikian.
Tahun lalu 23 persen ekspor minyak Iran adalah ke Uni Eropa, terutama Yunani dan Italia. Embargo Uni Eropa ini merupakan kabar sangat buruk bagi Teheran. Larangan impor minyak oleh negara-negara Uni Eropa diputuskan sementara mulai berlaku langkah Amerika yang mengancam akan mengenakan sanksi keuangan terhadap setiap negara yang dipandang belum melakukan cukup upaya untuk mengurangi pembelian minyak mentah[4]


















REFERENSI
Disampaikan Oleh Achmad, S.IP pada Kuliah “Teori Diplomasi”.
http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2012-07-02/amerika-sambut-embargo-eu-atas-iran/971044




[1] Disampaikan Oleh Achmad, S.IP pada Kuliah “Teori Diplomasi” pada Tanggal 29 Oktober 2013, Jam 13.15 Wita.
[4]http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2012-07-02/amerika-sambut-embargo-eu-atas-iran/971044 (Diakses tanggal 08 November  2013, Jam 09.23 Wita).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar