Kamis, 13 November 2014

“INDIVIDU, KOMUNITAS dan MASYARAKAT INTERNASIONAL SEBAGAI AKTOR E-DIPLOMASI”



Roland Robertson mendefinisikan Globalisasi sebagai konsep yang mengacu pada kompresi dunia dan intensifikasi kesadaran dunia secara keseluruhan (Ade Maman Suherman, 2003:24). Sehingga Globalisasi menjadi sebuah keniscayaan di berbagai sendi kehidupan, Begitulah opini yang sering muncul dalam setiap pembahasan mengenai globalisasi. Bahwa derasnya arus globalisasi merupakan konsekuensi logis dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun didunia diplomasi. Dalam praktek hubungan internasional, kegiatan diplomasi dinilai yang seiring perkembangan globalisasi ini menjadi awal kemunculan internet.
Kemunculan internet ini tidak dapat dipungkiri telah memberikan konstribusi yang cukup berarti dalam kehidupan diplomasi melalui media massa. Sesuai dengan namanya, awal pelaksanaan e-diplomasi hanya menggunakan media eletronik, seperti TV dan radio. Namun dalam perkembangan selanjutnya, diplomasi elektronik lebih merujuk pada penggunaan internet, yang berupa web site atau media sosial lainnya. Melalui adanya diplomasi elektronik, suatu negara dapat melakukan diplomasi secara terbuka karena dapat dengan mudah diakses oleh negara-negara lain. Negara dapat menampilkan identitas dan kegiatan negara tersebut yang dinilai bisa menarik perhatian negara lain.
Salah satu dokumen PBB pada tahun 2010 menyatakan bahwa diplomasi elektronik berperan penting dalam menyokong dan mempromosikan penggunaan web untuk membantu diplomat dalam kegiatan rutinitasnya (Xiaosong & Yanfang, 2012:144). Dari sini dapat dilihat bahwa diplomasi elektronik pada dasarnya merupakan bentuk lanjutan dari public diplomacy. Menurut Turchyn (n.d:34), diplomasi elektronik juga dapat dikategorikan sebagai praktek penggunaan soft power dan network power. Pada abad 21 ini dapat dengan mudah ditemukan web site atau akun media sosial yang mewakili suatu negara sebagai alat dari diplomasinya. Diplomasi elektronik memiliki beberapa kelebihan, yaitu dapat menerbitkan informasi dengan cepat, mengirim dan menerima informasi secara real time, serta lebih efisien dalam hal biaya, waktu, dan tenaga. Sedangkan kelemahannya yaitu rentan terhadap pembajakan, plagiarisme, dan pemalsuan.
Hal ini menunjukkan bagaimana e-diplomasy sedang dimanfaatkan oleh sebagian besar Negara di dunia ini. Lebih lagi para pelaku E-Diplomasi tidak hanya mencakup pemerintah tetapi juga organisasi internasional, Perusahaan transnasional, Organisasi non pemerintah, komunitas, maupun individu.
1.     Individu
Pada era sekarang ini diplomasi terus berkembang secara vertikal maupun horizontal dalam artian dari government to government sampai individu ke individu antar negara. Era ini ditandai adanya perubahan paradigma: peran masyarakat menguat, sementara peran negara berkurang. Perubahan itu juga terjadi di ranah diplomasi. Globalisasi membuka ruang keterlibatan publik dalam diplomasi dimana diplomasi bukan lagi melulu urusan pemerintah. Sehingga, hubungan internasional tidak lagi semata-mata dipandang sebagai hubungan antarnegara, tapi juga meliputi hubungan antar masyarakat internasional.
Diplomasi tradisional pemerintah kini berkembang menjadi diplomasi publik atau bisa juga disebut diplomasi informal. Isu diplomasi publik ini mengemuka karena pemerintah tidak lagi mampu secara efektif menyampaikan pesan-pesan diplomasi dalam situasi dan isu-isu yang semakin kompleks.
Diplomasi publik menjadi upaya alternatif agar diplomasi berjalan lebih efektif dan memberikan dampak yang lebih luas dan besar pada masyarakat internasional. Keterlibatan publik ini dapat membuka jalan bagi negosiasi yang dilakukan wakil-wakil pemerintah, sekaligus dapat memberikan masukan dan cara pandang yang berbeda dalam memandang suatu masalah. Diplomasi publik menjadi penting dalam menciptakan citra suatu bangsa, berperan aktif menciptakan perdamaian dunia, dan merajut persaudaraan antarbangsa.
Contoh; Perekrutan anggota SPMUDA Internassional melalui Facebook. SPMUDA International adalah organisasi non-profit yang terdaftar, non saham dan non partisan LSM untuk perdamaian, persatuan dan pembangunan. Memiliki cabang di seluruh 193 negara diwakili oleh relawan Goodwill Ambassador untuk menghubungkan dan berkolaborasi pemahaman, persahabatan dan kerjasama mengenai masalah-masalah kepentingan bersama untuk kesejahteraan dan kepentingan orang miskin dan yang membutuhkan. Dalam hal ini, Individu sebagai aktor e-diplomasi berkomunikasi dengan individu dari Negara lain dan berhasil memaparkan keahlian yang dimilikinya selama berkomunikasi di sosial media seperti Facebook . maka, dia direkrut menjadi anggota dan bagian dari organisasi tersebut. Dan walaupun berbeda asal setiap aanggota di 193 negara, tetapi tetap mereka berusaha mewujudkan visi misi dari SPMUDA Internasional tersebut. Dimana tujuan utamannya untung menangani masalah kemanusiaan dan juga kebudayaan.
2.     Komunitas
Teknologi informasi saat ini berkembang dengan pesat dan telah memasuki hampir semua sendi kehidupan. Teknologi informasi dapat digunakan sebagai sarana komunikasi pada masa konflik ataupun komunikasi untuk membangun perdamaian. Perkembangan teknologi informasi telah merubah praktek diplomasi yang selama ini dilakukan dan didominasi oleh pemerintah sebuah negara. Perkembangan teknologi informasi ini menjadikan diplomat tidak lagi sebagai aktor satu-satunya yang mengurusi dan berperan dalam hubungan antar negara. Teknologi informasi ini menyebabkan metode diplomasi tradisional yang didominasi oleh diplomat semakin kabur. Pertanyaan utama dalam penulisan ini adalah bagaimakah aktor-aktor E-Diplomasi khususnya Komutitas memanfaatkan teknologi informasi untuk ikut aktif di dunia internasional.
Contoh; Komunitas Cosplay. Berawal dari tayangan animasi dari Jepang sehingga banyak menarik perhatian masyarakat di belahan dunia seperti Indonesia, Amerik, RRC, Eropa, dan Filipina. Masyarakat dari Negara tersebut meniru karakter dalam sebuah film animasi sehingga mereka dalam satu kelompok mengenakan pakaian yang mirip dengan karakter yang digemarinya dalam animasi tersebut. Setelah itu mereka mengababadikan memomen mereka melalui suatu rekaman video. Untuk menunjukkan keikutsertaan mereka di panggung  internasional maka mereka meng-upload video mereka di yutube agar masyarakat internasional melihat hal tersebut. Inilah peran komunitas sebagai aktor E-Diplomasi.
3.     Masyarakat Internasional
Dewasa ini, meningkatnya intensitas arus globalisasi tidak dapat dihindarkan dengan makin kuatnya interdependensi antar negara. Salah satu dari penggerak globalisasi adalah teknologi transportasi. Perkembangan teknologi transportasi secara signifikan meningkatkan mobilitas masyarakat dunia untuk menjelajahi negara-negara sekitar. Perkembangan transportasi ini kemudian menjadi pasar baru bagi para pengusaha yang bergerak di bidang jasa transportasi.
Travel merupakan bisnis yang saat ini menjadi lahan basah bagi para pelaku bisnis negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Di Indonesia sendiri, bisnis travel mulai menjamur begitu pesat, hal ini disebabkan karena saat ini Indonesia berkembang menjadi salah satu negara tujuan bisnis dan wisata. Hal ini diperkuat dengan perolehan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Desember 2012 mencapai 767,0 ribu orang atau naik 5,86 persen dibandingkan jumlah wisman Desember 2011, yang sebesar 724,5 ribu orang. Begitu pula, jika dibandingkan dengan November 2012, jumlah kunjungan wisman Desember 2012 naik sebesar 10,54 persen (Badan Pusat Statistik, Desember 2012).
Contoh; Penggunaan Elektronik Traveling (E-traveling) oleh pebisnis internasional yaitu cara pemesanan sebuah perjalanan atau travel melalui media elektronik (Stellin, 2006). Media yang digunakan adalah situs web yang dapat dengan mudah dijangkau dengan menggunakan koneksi internet. Sejalan dengan munculnya Electronic travel (E-travel) sebagai media untuk menginternasionalisasikan budaya dalam suatu negara, hal ini juga sacara tidak langsung menjadi sebuah bentuk diplomasi yang dilakukan oleh aktor non-negara.






REFERENSI
Xiaosong, Tang & Yanfang, Lu, 2012. New Developments in the E-diplomacy of Western Countries and Their Implications for China, dalam China International Studies. China Academic Journal Electronic Publishing House.
Turchyn, Yaryna, t.t. Ediplomacy as an Important Component of Modern System of International Relations
Suherman, ade maman. 2003. Organisasi internasional & integrasi ekonomi regional dalam perspektif hokum dan globalisasi. Jakarta: Ghalia Indonesia
Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik, Perkembangan Pariwisata Dan Transportasi Nasional Desember 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar