Roland Robertson mendefinisikan Globalisasi sebagai
konsep yang mengacu pada kompresi dunia dan intensifikasi kesadaran dunia
secara keseluruhan (Ade Maman Suherman,
2003:24). Sehingga Globalisasi menjadi sebuah keniscayaan di berbagai sendi
kehidupan, Begitulah opini yang sering muncul dalam setiap pembahasan mengenai
globalisasi. Bahwa derasnya arus globalisasi merupakan konsekuensi logis dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun didunia diplomasi. Dalam praktek
hubungan internasional, kegiatan diplomasi dinilai yang seiring perkembangan
globalisasi ini menjadi awal kemunculan internet.
Kemunculan internet ini tidak dapat dipungkiri telah
memberikan konstribusi yang cukup berarti dalam kehidupan diplomasi melalui
media massa. Sesuai dengan namanya, awal pelaksanaan e-diplomasi hanya menggunakan
media eletronik, seperti TV dan radio. Namun dalam perkembangan selanjutnya, diplomasi
elektronik lebih merujuk pada penggunaan internet, yang berupa web site atau media sosial lainnya.
Melalui adanya diplomasi elektronik, suatu negara dapat melakukan diplomasi
secara terbuka karena dapat dengan mudah diakses oleh negara-negara lain.
Negara dapat menampilkan identitas dan kegiatan negara tersebut yang dinilai
bisa menarik perhatian negara lain.
Salah satu dokumen PBB pada tahun 2010 menyatakan
bahwa diplomasi elektronik berperan penting dalam menyokong dan mempromosikan
penggunaan web untuk membantu diplomat dalam kegiatan rutinitasnya (Xiaosong & Yanfang, 2012:144).
Dari sini dapat dilihat bahwa diplomasi elektronik pada dasarnya merupakan
bentuk lanjutan dari public diplomacy.
Menurut Turchyn (n.d:34), diplomasi elektronik juga dapat dikategorikan sebagai
praktek penggunaan soft power dan network power. Pada abad 21 ini dapat
dengan mudah ditemukan web site atau
akun media sosial yang mewakili suatu negara sebagai alat dari diplomasinya.
Diplomasi elektronik memiliki beberapa kelebihan, yaitu dapat menerbitkan
informasi dengan cepat, mengirim dan menerima informasi secara real time, serta lebih efisien dalam hal
biaya, waktu, dan tenaga. Sedangkan kelemahannya yaitu rentan terhadap
pembajakan, plagiarisme, dan pemalsuan.
Hal ini menunjukkan bagaimana e-diplomasy sedang dimanfaatkan oleh sebagian besar Negara di dunia
ini. Lebih lagi para pelaku E-Diplomasi tidak hanya mencakup pemerintah tetapi
juga organisasi internasional, Perusahaan transnasional, Organisasi non pemerintah, komunitas, maupun
individu.
1.
Individu
Pada
era sekarang ini diplomasi terus berkembang secara vertikal maupun horizontal
dalam artian dari government to
government sampai individu ke individu antar negara. Era ini ditandai
adanya perubahan paradigma: peran masyarakat menguat, sementara peran negara
berkurang. Perubahan itu juga terjadi di ranah diplomasi. Globalisasi membuka
ruang keterlibatan publik dalam diplomasi dimana diplomasi bukan lagi melulu
urusan pemerintah. Sehingga, hubungan internasional tidak lagi semata-mata
dipandang sebagai hubungan antarnegara, tapi juga meliputi hubungan antar
masyarakat internasional.
Diplomasi
tradisional pemerintah kini berkembang menjadi diplomasi publik atau bisa juga
disebut diplomasi informal. Isu diplomasi publik ini mengemuka karena
pemerintah tidak lagi mampu secara efektif menyampaikan pesan-pesan diplomasi
dalam situasi dan isu-isu yang semakin kompleks.
Diplomasi
publik menjadi upaya alternatif agar diplomasi berjalan lebih efektif dan
memberikan dampak yang lebih luas dan besar pada masyarakat internasional.
Keterlibatan publik ini dapat membuka jalan bagi negosiasi yang dilakukan
wakil-wakil pemerintah, sekaligus dapat memberikan masukan dan cara pandang
yang berbeda dalam memandang suatu masalah. Diplomasi publik menjadi penting
dalam menciptakan citra suatu bangsa, berperan aktif menciptakan perdamaian
dunia, dan merajut persaudaraan antarbangsa.
Contoh; Perekrutan anggota SPMUDA Internassional melalui Facebook. SPMUDA International adalah
organisasi non-profit yang terdaftar, non saham dan non partisan LSM untuk
perdamaian, persatuan dan pembangunan. Memiliki cabang di seluruh 193 negara
diwakili oleh relawan Goodwill Ambassador
untuk menghubungkan dan berkolaborasi pemahaman, persahabatan dan kerjasama
mengenai masalah-masalah kepentingan bersama untuk kesejahteraan dan
kepentingan orang miskin dan yang membutuhkan. Dalam hal ini, Individu sebagai aktor e-diplomasi berkomunikasi
dengan individu dari Negara lain dan berhasil memaparkan keahlian yang
dimilikinya selama berkomunikasi di sosial media seperti Facebook . maka, dia direkrut menjadi anggota dan bagian dari
organisasi tersebut. Dan walaupun berbeda asal setiap aanggota di 193 negara,
tetapi tetap mereka berusaha mewujudkan visi misi dari SPMUDA Internasional tersebut.
Dimana tujuan utamannya untung menangani masalah kemanusiaan dan juga
kebudayaan.
2.
Komunitas
Teknologi
informasi saat ini berkembang dengan pesat dan telah memasuki hampir semua
sendi kehidupan. Teknologi informasi dapat digunakan sebagai sarana komunikasi
pada masa konflik ataupun komunikasi untuk membangun perdamaian. Perkembangan
teknologi informasi telah merubah praktek diplomasi yang selama ini dilakukan
dan didominasi oleh pemerintah sebuah negara. Perkembangan teknologi informasi
ini menjadikan diplomat tidak lagi sebagai aktor satu-satunya yang mengurusi
dan berperan dalam hubungan antar negara. Teknologi informasi ini menyebabkan
metode diplomasi tradisional yang didominasi oleh diplomat semakin kabur.
Pertanyaan utama dalam penulisan ini adalah bagaimakah aktor-aktor E-Diplomasi khususnya
Komutitas memanfaatkan teknologi informasi untuk ikut aktif di dunia
internasional.
Contoh; Komunitas Cosplay.
Berawal dari tayangan animasi dari Jepang sehingga banyak menarik perhatian
masyarakat di belahan dunia seperti Indonesia, Amerik, RRC, Eropa, dan Filipina.
Masyarakat dari Negara tersebut meniru karakter dalam sebuah film animasi
sehingga mereka dalam satu kelompok mengenakan pakaian yang mirip dengan
karakter yang digemarinya dalam animasi tersebut. Setelah itu mereka
mengababadikan memomen mereka melalui suatu rekaman video. Untuk menunjukkan
keikutsertaan mereka di panggung internasional maka mereka meng-upload video mereka di yutube agar masyarakat internasional
melihat hal tersebut. Inilah peran komunitas sebagai aktor E-Diplomasi.
3.
Masyarakat Internasional
Dewasa
ini, meningkatnya intensitas arus globalisasi tidak dapat dihindarkan dengan
makin kuatnya interdependensi antar negara. Salah satu dari penggerak
globalisasi adalah teknologi transportasi. Perkembangan teknologi transportasi
secara signifikan meningkatkan mobilitas masyarakat dunia untuk menjelajahi
negara-negara sekitar. Perkembangan transportasi ini kemudian menjadi pasar
baru bagi para pengusaha yang bergerak di bidang jasa transportasi.
Travel
merupakan bisnis yang saat ini menjadi lahan basah bagi para pelaku bisnis
negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Di Indonesia sendiri,
bisnis travel mulai menjamur begitu pesat, hal ini disebabkan karena saat ini
Indonesia berkembang menjadi salah satu negara tujuan bisnis dan wisata. Hal
ini diperkuat dengan perolehan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Desember 2012 mencapai 767,0
ribu orang atau naik 5,86 persen dibandingkan jumlah wisman Desember 2011, yang
sebesar 724,5 ribu orang. Begitu pula, jika dibandingkan dengan November 2012,
jumlah kunjungan wisman Desember 2012 naik sebesar 10,54 persen (Badan Pusat Statistik, Desember 2012).
Contoh; Penggunaan Elektronik
Traveling (E-traveling) oleh pebisnis internasional yaitu cara pemesanan
sebuah perjalanan atau travel melalui media elektronik (Stellin, 2006). Media
yang digunakan adalah situs web yang
dapat dengan mudah dijangkau dengan menggunakan koneksi internet. Sejalan
dengan munculnya Electronic travel
(E-travel) sebagai media untuk menginternasionalisasikan budaya dalam suatu
negara, hal ini juga sacara tidak langsung menjadi sebuah bentuk diplomasi yang
dilakukan oleh aktor non-negara.
REFERENSI
Xiaosong, Tang & Yanfang, Lu,
2012. New Developments in the E-diplomacy of Western Countries and Their
Implications for China, dalam China International Studies. China
Academic Journal Electronic Publishing House.
Turchyn, Yaryna, t.t. Ediplomacy
as an Important Component of Modern System of International Relations.
Suherman, ade maman. 2003.
Organisasi internasional & integrasi ekonomi regional dalam perspektif
hokum dan globalisasi. Jakarta: Ghalia Indonesia
Berita
Resmi Statistik Badan Pusat Statistik, Perkembangan Pariwisata Dan Transportasi
Nasional Desember 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar